Selasa, 30 Januari 2024

Resensi Novel: SANG MAHA SENTANA Karya Filiananur_

RESENSI NOVEL SANG MAHA SENTANA KARYA FILIANANUR_

Nama: Khaira Hilyatur Naurah
Kelas: 10.11
Tugas: Resensi novel bahasa Indonesia




A. Identitas Buku

Judul Buku: Sang Maha Sentana
Penulis: Filiananur_
Penerbit: Mediakita
Tahun Terbit: 2023
Jumlah Halaman: 316
Ukuran: 13 x 19 cm
ISBN: 978-979-794-788-0
Harga: 99.900

B. Blurb



Sejak diketahui memiliki penyakit yang cukup parah, Sentana Aptodarmo selalu dijaga dan diperlakukan bak hiasan kaca yang mudah pecah oleh orang-orang di sekitarnya. Hidup Sentana selalu diatur oleh keluarganya, termasuk menjodohkannya dengan perempuan ayu nan anggun bernama Saraswati.

Setahun menjelang hari pernikahannya, Sentana meminta izin pergi ke luar kota untuk menemui penjual buku yang datang dari Netherlands. Karena rasa penasaran, Sentana sekaligus mengunjungi sebuah rumah bordil. la terpukau dengan alunan gending dan keramaian yang untuk pertama kalinya ia lihat, termasuk sesosok penari tercantik dan terkenal di rumah bordil itu. Tiba-tiba, penari yang bernama Lembah itu memohon kepada Sentana untuk menyelamatkannya. Untuk pertama kalinya, Sentana merasa dibutuhkan. Hatinya terketuk. la pun merelakan seluruh harta yang dibawanya saat itu untuk membebaskan Lembah.

Perlahan, hati Sentana pun bertaut pada Lembah hingga terucap janji bahwa ia akan melindungi dan menikahi Lembah. Namun, penolakan dari keluarganya sewajarnya terjadi, terlebih lagi Sentana juga sudah terikat perjodohan dengan Saraswati.

Meski sejak bertemu dengan Lembah, Sentana mulai berani mengambil keputusan demi keputusan untuk jalan hidupnya sendiri, tapi keputusan apa yang akan diambilnya ketika ia akhirnya berhadapan dengan Saraswati?

C. Sinopsis Buku

Novel ini menceritakan tentang seorang pria yang bernama Sentana yang kehidupannya selalu diatur oleh keluarganya karena sakit yang di derita olehnya. la dijaga bak perhiasan yang mudah retak oleh orang- orang disekitarnya. Segala kehidupan Sentana diatur oleh keluarganya, termasuk menjodohkan Sentana dengan seorang wanita yang bernama Saraswati. 

Setahun menjelang pernikahannya dengan Saraswati, Sentana meminta izin pergi ke luar kota untuk bertemu penjual buku yang datang dari Netherlands. Saat diperjalanan, Sentana bertemu dengan Ranu, orang yang mengajaknya untuk pergi ke rumah bordil. Sentana penasaran dengan rumah bordil yang dibicarakan temannya saat membeli buku, akhirnya ia memutuskan untuk pergi kerumah itu. Dan disana ia bertemu dengan seorang penari cantik yang bernama Lembah. Lembah berhasil membuat Sentana jatuh kedalamnya hingga Sentana mengucapkan janji untuk melindunginya dan menikahinya. Semua ucapan manis, semua janji, ia ucapkan dengan tegas dan yakin bahwa ia bisa wujudkan kepada Lembah. Yang tentu saja di tolak keras oleh keluarga Sentana karena Sentana sudah memiliki tunangan, dan pernikahan mereka hanya tinggal beberapa bulan lagi. Saat Sentana bertemu dengan Saraswati yang merupakan tunangannya, ia dengan sengaja ingin mempercepat pernikahan agar bisa bersama Lembah. Namun, setelah menikah dengan Saraswati sikap Sentana terhadap Lembah mulai berubah.

D. Keunggulan Buku

Pertama kali saya melihat cover novel ini tanpa pikir panjang langsung saya beli karena covernya indah sekali. Cover ini sangat menggambarkan tentang budaya Jawa karena tokoh yang ada di dalam cover memakai kebaya, serta kalimat "Mereka Yang Terpandang Wajib Bersanding Dengan Yang Sejajar" yang terdapat di bagian atas cover pun membuat saya penasaran dengan isinya hanya dari melihat covernya saja.

Tidak hanya covernya yang sangat indah, saat saya membaca novel ini selalu senyum-senyum sendiri. Bukan karena ada adegan yang bikin baper tapi karena bahasa yang disajikan novel ini indah sekali. Bahasanya puitis dan kata-kata yang dipakai diambil dari bahasa Sansekerta. 

Di novel ini juga disertai dengan terjemahan dari beberapa kalimat yang menggunakan bahasa Jawa, bahasa Belanda, maupun kata-kata yang menggunakan bahasa Sansekerta. Jadi dapat memudahkan pembaca. Tulisan pada buku ini juga rapih jadi nyaman saat membacanya.

E. Kelemahan Buku

Ada beberapa kalimat dan kata-kata yang menggunakan bahasa Jawa atau bahasa Sansekerta tapi tidak terdapat terjemahannya, jadi menurut saya sedikit ribet karena harus bolak-balik google untuk mengetahui artinya.

Di novel ini masih kental budaya patriarki(karena berlatar bangsawan yogyakarta tahun 1888-an) dimana seorang wanita dituntut supaya sempurna melayani suaminya, bahkan dari sebelum menikah seorang wanita tidak diijinkan keluar rumah supaya menjaga nama baik keluarganya demi menjadi istri yang sempurna. Walau perempuan sudah dituntut menjadi istri yang sempurna namun tetap saja para pria tak hanya beristri satu. Di zaman itu derajat perempuan begitu menyedihkan. 

Saya juga sedikit kesal dengan tokoh Sentana karena ia ingin bersama Saraswati tetapi tidak mau melepaskan Lembah, memberikan kesan bahwa ia egois. 

F. Catatan/Simpulan/Rekomendasi

Buku ini cocok dibaca bagi yang suka fiksi sejarah dan pecinta adat Jawa. Karena novel ini berlatar tahun 1888 saat Indonesia masih berada di kekuasaan Netherlands, namun semua tokoh yang ada di novel ini fiksi dan tidak ada kaitannya dengan sejarah. Tradisi Jawa dalam novel ini masih sangat kental, jadi saya bisa tahu beberapa tradisi yang digunakan oleh bangsawan Jawa pada zaman itu. 

Kesabaran dari tokoh yang bernama Saraswati sangat membuat saya terharu. Ending dari novel ini juga adil untuk semua tokoh utama disini.

Ada beberapa kalimat yang saya suka dari isi novel ini, yaitu:

"Mereka yang terpandang, wajib bersanding dengan yang sejajar."

"Yang sejajar belum tentu selaras"

"Tak ada insan yang sempurna, semua manusia memiliki hal-hal salah dan benar dalam diri mereka. Pelita yang bertakhta begitu tinggi bisa saja redup tatkala gulita tiada."

"Tidak pernah ada yang namanya salah dalam cinta. Cinta hadir tanpa memilih siapa yang pantas bertakhta. Hanya karma yang bisa menentukan segalanya. Utuh dan hancurnya kehidupan manusia bukanlah sebab dari Sang Kuasa, melainkan bagaimana cara seorang insan merawat kalbu yang diberikan Tuhan agar tetap utuh."

"Manusia lahir dengan segala tuntutan akan takdir. Bersama dengan nafsu dan karma yang akan selalu mengiringi setiap pijakan kaki seorang insan, berjalanlah dengan hati-hati! Sang anugerah tengah menanti sesuai dengan lakumu."

"Kehidupan tak pernah luput dari laku insan, karma, nafsu, dan juga kesempatan. Takdır yang diberikan Tuhan menjadi kodrat yang tak bisa dihindari oleh siapa pun. Baik buruknya suatu takdir, tergantung dengan bagaimana seorang insan menyikapinya. Kita tak bisa menyalahkan Tuhan karena Tuhan tahu mana yang terbaik untuk ciptaan-Nya."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Novel: LUCIUSERA Karya Kannethly Garry(PichiDichi)

RESENSI NOVEL LUCIUSERA KARYA KANNETHLY GARRY(PICHIDICHI)