RESENSI NOVEL YANG TELAH LAMA PERGI KARYA TERE LIYE
Nama: Khaira Hilyatur Naurah
Kelas: 10.11
Tugas: Resensi Novel Bahasa Indonesia
A. Identitas Buku
Judul Buku: Yang Telah Lama Pergi
Penulis: Tere Liye
Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara
Tahun Terbit: 2023
Jumlah Halaman: 444
Ukuran: 13,5 x 20 cm
ISBN: 978-623-88296-0-5
Harga: 99.000
B. Sinopsis Buku
Buku ini berkisah pada tahun 1270, ada seorang pembuat peta (kartografer) dari Baghdad bernama Mas’ud Al Baghdadi. Sejak kecil, ia telah melakukan perjalanan jauh bersama sang ayah melintasi samudra dan lautan luas.
Sejak saat itu, jiwa petualangnya semakin haus akan perjalanan-perjalanan panjang. Hingga puncaknya, ketika sang istri tengah hamil anak pertama mereka, Mas’ud nekad meninggalkan sang istri untuk berlayar menjelajahi tempat baru untuk meneruskan cita-cita sang ayah yakni membuat peta Pulau Swarnadwipa (Sumatera) yang belum terselesaikan karna sang ayah sudah menutup usia terlebih dahulu, namun naas Mas’ud malah dikira seorang mata-mata kerajaan yang kemudian di selamatkan biksu Tsing.
Ajaibnya biksu ini kenal dekat dengan Raja Bajak Laut, Remasut. Cerita berlanjut ketika Raja Bajak Laut menawarkan posisi sebagai kartografer di kapal tersebut karena Mas'ud memiliki kehebatan mengingat detail apa pun yang pernah dia lihat, matanya seperti kuas, yang melukis ingatan di kepala. Yang ternyata posisi Mas'ud sangat membantu dalam perjalanan mengalahkan kerajaan Sriwijaya tersebut.
Dimulailah perjalanan Mas’ud Al Baghdadi.
C. Keunggulan Buku
Meskipun novel ini tentang sejarah, tapi tenang saja, karena saat membacanya saya malah tidak menyadari isinya ini tentang sejarah. Buku ini tidak ditulis seperti buku pelajaran. Novelnya menggunakan teknik bercerita seperti film-film, beneran seru banget.
Bahasa yang digunakan mudah dipahami, dikemas dengan ukuran font-nya yang pas, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Jumlah halaman tiap bab juga tidak terlalu panjang, sehingga saat membacanya aku tidak mudah merasa bosan. Cover pada buku ini pun sangat menggambarkan tentang perjalanan panjang mengarungi lautan.
Bukan Tere Liye jika tidak menyelipkan plottwist di akhir cerita. Walaupun menurut saya, plottwist kali ini agak kurang ‘nendang’. Tapi lumayan ‘mengejutkan’. Yang membuat saya terkesan adalah Ide dan strategi perang di tengah lautan menghadirkan plot yang super epic. Ide Mas’ud dan strategi perang dari Remasut, Pembayun, dan para Hulubalang selalu di luar kepala bahkan saat di keadaan genting sekalipun.
Buku ini juga menampilkan banyak kalimat motivasi hidup yang bermanfaat contohnya dari petikan kalimat yang saya suka yaitu;
"Semua masa lalu itu. Semua kehilangan. Rasa sakit. Peluk erat-erat, Remasut. Karena kalau pun kita kehilangan, gagal, tidak mendapatkan apa pun, kita tetap memperoleh sesuatu yang spesial. Menemukan sesuatu yang berharga bernama 'Pelajaran'. Dan boleh jadi itulah yang penting dan abadi." (Halaman 357)
"Hidup ini bagai sungai mengalir, Samurai Buta. Maka mengalirlah seperti sungai yang jernih, bermanfaat bagi sekitarnya. Membuat lahan subur, seperti sumber kehidupan. Lupakanlah semua sakit hati dan dendam..... Karena ketahuilah, kalaupun besok lusa kamu tidak bisa membalas rasa sakit hati kepada orang yang membunuh tuanmu kamu bisa membalas kematian tuanmu dengan menjadi orang baik." (Halaman 384)
D. Kelemahan Buku
Terdapat 2 kata yang typo atau salah pengetikan, walau itu tidak berdampak serius pada isi cerita namun awalnya sempat membuat saya bingung.
Beberapa hal yang cukup membuatku penasaran dan bisa dibilang nilai minus dari buku ini adalah tentang bahasa yang digunakan oleh para tokoh. Diceritakan bahwa semua orang yang ada di atas kapal yang dikumpulkan oleh Raja Perompak memiliki latar belakang yang berbeda, termasuk tempat asal mereka. Mas’ud sendiri berasal dari Baghdad, sedangkan Samurai berasal dari Jepang. Bahasa apa kira-kira yang mereka gunakan?
E. Catatan/Simpulan/Rekomendasi
Buku terbaru Tere Liye ini direkomendasikan untuk para pembaca yang senang membaca sejarah, terutama tentang kerajaan. Untuk penggemar cerita-cerita perompak, bajak laut juga sepertinya kalian akan relate dengan novel yang satu ini. Tokoh-tokoh yang diciptakan Tere Liye dalam novel ini benar-benar punya kisah yang bikin merinding. Blurb novel ini sepertinya sudah memberikan gambaran yang cukup jelas tentang seperti apa cerita di dalamnya.
Novel ini tidak hanya menceritakan dendam para bajak laut kepada kerajaan Sriwijaya yang keji, membunuh sanak saudara mereka, Tapi juga bercerita tentang bagaimana kerajaan Sriwijaya yang korup, munafik serta dzalim kepada rakyat, disaat rakyat menderita, kerajaan malah meminta upeti lebih tinggi pada rakyat.
Kisah ini sangat relate dengan kehidupan nyata yang kita alami, dimana pemerintah semakin dzolim, banyak para penjabat yang hidup bergelimang harta disaat para rakyat berusaha mencari rezeki untuk bertahan dan makan sehari-hari. Banyak pula kelangkaan terjadi mulai dari minyak, hingga bahan bakar dan dikeluarkan dengan harga yang melambung tinggi.
Buku 'Yang Telah Lama Pergi’ dikemas dengan alur campuran yaitu maju mundur. Kebanyakan memang didominasi alur maju, bercerita tentang perjalanan Mas’ud menjelajahi samudra dan bertemu banyak orang. Beberapa alur mundur muncul ketika para tokoh teringat cerita masa lalu, atau ketika tokoh lain menceritakan masa lalunya kepada Mas’ud. Kisah heroic di novel ini sepertinya bisa mengibur dan menginspirasi pembaca.
Ada fakta menarik pada tokoh utama novel ini yang menurut saya unik yaitu semua keluarga Mas'ud mewarisi nama yang sama yaitu Al Mas'ud. Jadi ayahnya, kakeknya, kakek kakeknya dan bahkan anak laki-laki nya, semua Mas'ud. 😆😆
Bagi yang penasaran ending dan kisah bajak laut melawan kerjaan Sriwijaya ini, yuk beli buku originalnya dan baca langsung! 😁😁
Tidak ada komentar:
Posting Komentar